Identifikasi Corak Isyari dalam Tafsir Sufi
DOI:
https://doi.org/10.62109/ijiat.v4i1.39Keywords:
Al-Qur’an; isyari; sufi.Abstract
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang dipelajari oleh berbagai kalangan, termasuk non-Muslim. Kaum sufi turut mempelajari Al-Qur’an dengan metode isyari, yaitu pendekatan yang mengedepankan makna-makna batiniah dari ayat-ayat Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi corak isyari dalam tafsir sufi. Dengan menelaah beberapa contoh tafsir sufi, peneliti menemukan bahwa corak isyari sering kali menjadi ciri khas dalam penafsiran mereka.Penelitian ini menggunakan berbagai tafsir sufi sebagai bahan analisis untuk mengungkap bagaimana corak isyari diterapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun kaum sufi memiliki kedalaman spiritual, tafsir mereka sering kali tidak memenuhi syarat-syarat metodologis yang diterima dalam penafsiran isyari. Penafsiran isyari memerlukan keseimbangan antara makna lahiriah dan batiniah serta harus didukung oleh dalil-dalil yang jelas. Namun, dalam banyak kasus, tafsir sufi lebih condong kepada aspek esoteris tanpa dukungan kuat dari konteks lahiriah. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa tafsir sufi tidak dapat diterima secara umum sebagai metode isyari yang sahih karena tidak memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih kritis dan metodologis dalam penafsiran Al-Qur’an agar hasilnya dapat diterima oleh berbagai kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam diskursus ilmiah mengenai metode penafsiran Al-Qur’an, khususnya dalam mengkaji validitas tafsir isyari dalam tradisi sufi.
Abstract
The Qur’an is the holy book of Muslims, so it cannot be denied that all parties study the Koran and even the Koran is studied by non-Muslims. Likewise with the Sufis, they study the Qur'an with the isyari method. Therefore, researchers are interested in examining the identification of isyari patterns in Sufi interpretations. By looking at several examples of Sufi exegesis in interpreting the Qur'an there is an isyari style in it. This then becomes the researcher's step in identifying the isyari pattern in the Sufi exegesis. In conclusion, the researcher found that the Sufis exceeded the requirements for accepting the isyari method as a pattern in interpretation. So that the Sufi interpretation cannot be accepted on the grounds that it does not meet the requirements of the isyari method.
References
Abdul Wahid, Ramli Ulumul Quran, Rajawali Pers, 2002.
Abd. Wahid, Tafsir Isyari dalam Pandangan Imam Ghazali, Jurnal Ushuluddin Vol. XVI No. 2, Juli 2010.
Adz-Dzahabi, Muhammad Husain At-Tafsir wal Mufassirun, Daar Al-Hadist, Mesir, 2012.
Alhumaidhi, Ibrahim bin Solih bin Abdullah, Manahijul Mufassirin, Dar Ibnul Jauzi, 2018.
Ash-Shobuni, Muhammad Ali At-Tibyan fii ‘Ulumil Qur’an, Daar Al-Mawaahab Al-Islamiyah, 2016.
As-Suyuthi, Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Itqan fii ‘Ulumil Qur’an, Daar Al-Kitab Al-‘Arabiy, 2016.
Ath-Thayyar, Musaid Al-Muyassar fii Ulumil Qur’an, Ma’had Al-Imam Asy-Sythibi, 2020.
Solikhin, Muhammad 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi, 2009.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Muhammad Ihsan, Lukman Nol Hakim
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Journal License
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir is licensed uder Creative Commons Attribution 4.0 International License