الأدب في التواصل الإجتماعي من منظور تفسير القرآن
DOI:
https://doi.org/10.62109/ijiat.v5i2.90Keywords:
Communication, Ethics, Interpretation, PolitenessAbstract
ملخص
في العصر الحديث، هناك العديد من الأزمات الأخلاقية في عصرنا الحالي، ومن بين هذه الأزمات فقدان التهذيب الذي يعد أحد العناصر المهمة في أخلاقيات التواصل. يركز هذا البحث على كيفية تطبيق المداراة في الحياة اليومية، سواء في العالمين الواقعي والافتراضي. ويحلل هذا البحث تفسير سورة البقرة [2] الآية 83، وسورة النور [24] الآيتان 27-28، وسورة لقمان [31] الآيتان 18-19 لإيجاد فهم لمفهوم المداراة في التفاعل مع الآخر، سواء اللفظية وغير اللفظية. يستخدم هذا البحث المنهج الكيفي مع منهج الدراسة الأدبية. وقد أظهرت النتائج أن القرآن الكريم يقدم توجيهات كاملة حول الأدب. سةرة البقرة [2] الآية 83 تؤكد على أهمية حسن الكلام والأدب كشكل من أشكال النضج الأخلاقي والإيماني لمنع النزاع وخلق الوئام في المجتمع. سورة النور [24] الآيتان 27-28 تؤكد على آداب الضيافة كشكل من أشكال احترام خصوصيات الآخرين. سورة لقمان [31] الآيتان 18-19 تؤكدان على أهمية التواضع في التواصل. يُظهر هذا البحث أن تعاليم الأدب الواردة في القرآن الكريم مهمة جدًا للتغلب على تحديات التواصل المعاصر مثل وسائل التواصل الاجتماعي التي غالبًا ما تتجاهل الأخلاق.
Abstrak
Di era modern saat ini banyak terjadi krisis moral, salah satunya adalah hilangnya kesopanan yang merupakan salah satu elemen penting dalam etika berkomunikasi. Penelitian ini berfokus pada bagaimana kesopanan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia nyata maupun maya. Penelitian ini menganalisis penafsiran QS. Al-Baqarah [2] ayat 83, QS. An-Nur [24] ayat 27-28 dan QS. Luqman [31] ayat 18-19 untuk menemukan pemahaman tentang konsep kesopanan dalam berinteraksi satu sama lain, baik verbal maupun nonverbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an memberikan arahan yang lengkap tentang kesopanan. QS. Al-Baqarah [2] ayat 83 menekankan pentingnya berkata baik dan bersikap sopan sebagai bentuk kedewasaan moral dan iman demi mencegah konlik serta menciptakan keharmonisan di masyarakat. QS. An-Nur [24] ayat 27-28 menegaskan tentang etika bertamu yang merupakan wujud menghormati privasi orang lain. QS. Luqman [31] ayat 18-19 menekankan pentingnya sikap rendah hati dalam berkomunikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran kesopanan yang terkandung dalam Al-Qur’an sangat penting untuk mengatasi tantangan komunikasi kontemporer seperti media sosial yang kerap mengabaikan etika.
Abstract
In today's modern era, there are many moral crises, one of which is the loss of politeness, which is one of the important elements in communication ethics. This research focuses on how politeness can be implemented in everyday life, both in the real and virtual worlds. This research analyzes the interpretation of QS. Al-Baqarah [2] verse 83, QS. An-Nur [24] verses 27-28 and QS. Luqman [31] verses 18-19 to find an understanding of the concept of politeness in interacting with each other, both verbal and nonverbal. This research uses a qualitative method with a literature study approach. The results show that the Qur'an provides complete directions on politeness. QS. Al-Baqarah [2] verse 83 emphasizes the importance of speaking well and being polite as a form of moral maturity and faith to prevent conflicts and create harmony in society. QS. An-Nur [24] verses 27-28 emphasizes the ethics of visiting which is a form of respecting other people's privacy. QS. Luqman [31] verses 18-19 emphasizes the importance of a humble attitude in communication. This research shows that the teachings of politeness contained in the Qur'an are very important to overcome the challenges of contemporary communication such as social media that often ignore ethics.
References
Baharudji, Muhammad dan Bandu Hyangsyuwo. “‘Prinsip-prinsip Tindakan Adab Verbal dan Non-Verbal dalam Perspektif Islam (Kajian Multidisipliner: Bahasa dan Islam).’” Jurnal “Qalmah”: Jurnal Studi Islam 08 (2023): 66–80.
Dewi, Maya Sandra Rosita. “Islam dan Etika Media (Studi Etika Komunikasi antara Pengguna Internet di Media Sosial Instagram dari Perspektif Islam).” Research Fair Unisri 2019 3 (2019): 141.
Hamka, Buya. Tafsir Al-Azhar, tanpa tahun.
Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir, tanpa tahun.
“Institut Nasional Kesehatan (NIH),” tanpa tahun.
“Kamua Besar Bahasa Indonesia,” tanpa tahun.
“Kamua Al-Ma‘ani,” tanpa tahun.
Muslim.or.id. “Meminta Izin Ketika Bertamu dan Adabnya.” Diakses dari https://muslim.or.id/80065-minta-izin-ketika-bertamu-dan-adabnya.html, tanpa tahun.
Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Tangerang: PT. Lentera Hati, 2016.
Syaukani, Muhammad bin Ali bin Muhammad. Fath Al-Qadir Al-Jami‘ Bayna Fannay Al-Riwayah wa Al-Dirayah Min ‘Ilm Al-Tafsir, tanpa tahun.
“Ensiklopedia Hadis Nabi SAW,” tanpa tahun.
Thabari, Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir. Tafsir Al-Thabari: Jami‘ Al-Bayan ‘an Ta’wil Ay Al-Qur’an, tanpa tahun.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Triyani, Yida Sahaya, Lukman Al-Hakim

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Journal License
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir is licensed uder Creative Commons Attribution 4.0 International License