Kajian Al-Wujuh wa An-Nazhair atas Kata Marad dalam Al-Qur’an
DOI:
https://doi.org/10.62109/ijiat.v5i1.76Keywords:
maradh, tafsir tematik, wujūh wa naẓāirAbstract
Melalui ilmu wujūh wa naẓāir, beragam term atau lafaz dalam Al-Qur’an yang diartikan sama dalam bahasa lain bisa dipahami lebih baik perbedaan maknanya. Penyakit dalam Al-Qur’an diwakili beberapa term atau lafaz yaitu marad, saqam, alam, durr, dan nusb. Dari term tersebut, hanya dua term yang dapat dikaji melalui al-wujuh wa an-nazair yaitu term marad dan durr. Penyakit disebutkan dengan term durr hanya sebagai salah satu bentuk wujuhnya dari enam wujūh. Adapun term maraḍ, keempat wujūhnya merupakan macam-macam penyakit. Penelitian term marad dalam perspektif wujūh wa nażāir belum ditemukan, sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan 8 ayat yang telah mewakili makna dari setiap wujūh maraḍ dari 23 ayat yang mengandung empat wujūh maraḍ. Dari delapan ayat tersebut, penulis mencari tafsiran setiap ayatnya, lalu menganilisisnya sehingga bisa mendapatkan jawaban dari makna-makna maraḍ dengan kajian al-wujūh wa an-naẓāir. Metode yang penulis gunakan yaitu metode tematik (mauḍu’i). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujūh dari maraḍ ada empat. Maraḍ bermakna keraguan, kefajiran (kemesuman), luka, dan penyakit tubuh. Dari delapan ayat tersebut, dua ayat bermakna keraguan, dua ayat bermakna kefajiran (kemesuman), dua ayat bermakna luka dan dua ayat lainnya bermakna penyakit tubuh. Hubungan dari empat makna yaitu, keraguan dan kefajiran (kemesuman) termasuk penyakit hati yang keduanya merupakan ciri-ciri orang munafik, sedangkan luka dan penyakit tubuh termasuk penyakit jasmani. Adanya penyakit hati bisa menjadi salah satu sebab munculnya penyakit jasmani.
Abstract
Through the science of wujūh and naẓāir, the various terms or words in the Qur'an that are translated similarly in other languages can be better understood in terms of their nuanced differences. In the Qur'an, the concept of illness is represented by several terms or words: marad, saqam, alam, durr, and nusb. Of these terms, only two can be examined through the lens of wujūh wa an-naẓāir, specifically marad and durr. The term durr is mentioned in the Qur'an in the context of illness as one of its six wujūh. In contrast, the term maraḍ has four wujūh, all of which pertain to different types of illnesses. Research into the term marad from the perspective of wujūh wa naẓāir has yet to be conducted, making it an intriguing subject for investigation. This study utilizes eight verses that represent the meanings of each wujūh of maraḍ, selected from the 23 verses containing the four wujūh of maraḍ. The researcher seeks to interpret each of these eight verses and analyze them to elucidate the meanings of maraḍ through the study of wujūh wa an-naẓāir. The methodology employed is the thematic (mauḍu’i) method. The findings of this research indicate that there are four wujūh of maraḍ. Maraḍ signifies doubt, wickedness (immorality), wound, and physical illness. Among the eight verses, two imply doubt, two imply wickedness (immorality), two imply wounds, and the remaining two imply physical illness. The relationship among these four meanings is as follows: doubt and wickedness (immorality) fall under the category of heart diseases, both of which are characteristic of hypocrites, whereas wounds and physical illness fall under physical diseases. The presence of heart disease can potentially lead to the emergence of physical illness.
References
Ahmad bin Hanbal, Abu Abdillah. Musnad Al-Imam Ahmad Bin Hanbal. Muassasah Ar-Risalah, 2001. Vol. 28.
Al-Ashfahani, Ar-Raghib. Al-Mufradat Fii Ghoribil Qur’an. 1st ed. Beirut: Daar Al-Qalam, 1990.
Al-’Aid, Muhammad Ibnu Daqiq. Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah Fii Al-Ahadits Ash-Shohihah An-Nabawiyyah. Muassasah Ar-Rayyan, 2003.
Al-Jauzi. Nuzhatul A’yun an-Nawazir Fii ’Ilmi al-Wujuh Wa an-Nazair.
Ali, Khumaidi, et al. “AL-MARAD (PENYAKIT) PERSPEKTIF AL-QUR’AN.”
Ali, Khumaidi, et al. “MARAḌ (PENYAKIT) PERSPEKTIF AL-QUR’AN.”
An-Naisaburi, Muslim bin Al-Hajjaj. Al-Musnad Ash-Shohih Al-Mukhtashor Bi Naqli Al-’Adl ’an Al-’Adl Ilaa Rasulillah. Beirut: Daar Ihya’ At-Turots, 2010. Vol. 4.
Darmalaksana, Wahyudin. Cara Menulis Proposal Penelitian. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati, 2020.
Farihat, Ratna. “SINONIMITAS DALAM AL-QUR’AN: Makna Maraḍ, Saqim, dan Alam Menurut Para Mufasir.”
Ibnu Abi Tsa’labah. Ath-Thasarif Li Tafsiril Qur’an.
Ibnu Jarir Ath-Thabari. Jaami’ul Bayan ’An Aayil Qur’an. Makkah: Daar Tarbiyah wa Turots, 2009.
Ibnu Katsir, Abul Fida’. Tafsir Al-Qur’anil Adzhim. Daar Thoyyibah, 1999.
Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian Al-Qur’an Dan Tafsir. Edisi ke-8. Yogyakarta: Idea Press, 2022.
Sholih bin Abdillah. Nadzratun Na’im Fii Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim. Jeddah: Daar Al-Wasiilah Lii an-Nasyri wa at-Tauzi’, 2010. Vol. 7.
“Hikmah Sakit Dan Adab Menengok Orang Sakit | Universitas Islam An Nur Lampung.” Diakses pada 26 Maret 2023. https://an-nur.ac.id/hikmah-sakit-dan-adab-menengok-orang-sakit/.
“Kontekstualisasi Marid Dan Saqim Dalam Al-Quran (Kajian Semantik Al-Quran) | Qaf: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir.” Diakses pada 16 Maret 2023. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/qaf/article/view/2017
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Thoyyibah Nufus, Ahmad Anis, Abdul Rauf Haris
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Journal License
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir is licensed uder Creative Commons Attribution 4.0 International License